Monday, July 8, 2013

komunikasi organisasi




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
       Sebagai makhluk sosial, setiap manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya, bahkan cenderung hidup berkelompok atau berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama yang tidak mungkin dicapai bila ia sendiri. Interaksi dan kerja sama ini akan terus berkembang dengan teratur sehingga membentuk wadah yang disebut dengan organisasi. Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan kelompok/tim dalam setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini kemudian akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban oleh masing-masing individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi/kelompok. Sebuah organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian aktivitas tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama. Terlebih dalam kehidupan masyarakat modern, manusia merasa bahwa selain mengatur dirinya sendiri, ia juga perlu mengatur lingkungannya, memelihara ketertiban, mengelola dan mengontrolnya lewat serangkaian aktifitas yang kita kenal dengan manajemen dan organisasi. William (1956) menyebutnya dengan istilah “The Organisation Man”.
Dalam setiap organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang berperan sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai anggota/karyawan. Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas Komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan dalam organisasi.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Pengertian komunikasi berorganisasi.
2.      Konsep utama komunikasi dalam organisasi.
3.      Teori organisasi.
4.      Motivasi dan kepemimpinan.
5.      Manajemen konflik.
6.      Budaya organisasi.
7.      Komunikasi formal dan informal dalam jaringan komunikasi.
1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep utama komunikasi dalam organisasi serta penjabarannya yang akan di paparkan dalam makalah ini.
1.4  Manfaat
Memudahkan para anggota bekerja dari intruksi-intruksi yang diberikan dari atasan dan untuk mengurangi kesalah pahaman yang biasa terjadi dan memang sudah melekat pada suatu organisasi
BAB II
2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi


a. Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
·         Brent D. Ruben:  
Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat, menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungan      dan      orang   lain.
·         William J. Seiler: 
Komunikasi adalah proses dengan nama simbol verbal dan non-verbal dikirimkan,diterima dan diberi arti.
·         Arni Muhammad:
 Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.   Hakekatnya komunikasi merupakan suatu proses, baik itu pengiriman stimulus, pemberian signal, pengiriman informasi dan simbol yang akan diinterpretasikan oleh di penerima pesan.

b. Pengertian komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk lingkungan yang selalu berubah-ubah.
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisis organisasi (organization analysis).
Adapun yang menjadi hubungan komunikasi dengan  perilaku kelompok dalam organisasi adalah sebagai berikut:
1.      Komunikasi sebagai alat pemersatu dalam kelompok organisasi.
2.      Segala kegiatan organisasi tak terlepas dari mengkomunikasikan dan memperilakukan kelompok dalam organisasi.
3.      Antara perilaku Kelompok dengan organisasi merupakan hal yang akan menjadi tepat sasaran, apabila komunikasi di dalamnya efektif dan efisien.
4.      Hubungan komunikasi dengan perilaku kelompok adalah sebuah kerjasama yang membentuk pola satu kesatuan dari SDM yang berkecimpung di dalam organisasi tersebut.
2.2  Konsep Utama Komunikasi Dalam Organisasi
7 konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidak pastian.
1.      Proses
Organisasi adalah  suatu system terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tak ada henti-hentinya, maka hal itu dapat dikatakan sebagai suatu proses.
2.      Pesan
Pesan adalah susunan symbol yang penuh arti tentang orang, obyek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Kominkasi dapat efektif apabila pesan yang dikirimkan oleh komunikator diartikan oleh komunikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirimnya. Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan verbal dalam organisasi misalnya surat, memo, pidato dan percakapan. Pesan non verbal,adalah pesan yang tidak tertulis seperti bahasa, gerakan badan, sentuhan, nada suara, ekspresi wajah dll.
3.         Jaringan
Pertukaran pesan dari orang-orang terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Luas dari jaringan dipengaruhi oleh  banyak factor, antara lain hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seni dari arus pesan dan isi dari pesan.
Ada tiga arah yang mempengaruhi jaringan komunikasi yaitu komunikasi pada bawahan, komunikasi pada atasan dan komunikasi horizontal. Komunikasi  bawahan biasanya untuk tujuan tertentu misalnya mengajukan pertanyaan, memberikan saran-saran. Komunikasi pada atasan berkenaan dengan tugas atau pemeliharaan organisasi misalnya pengarahan tujuan, perintah, dan pertanyaan. Komunikasi horizontal berkenaan dengan pemecahan masalah koordinasi, penyelesaian konflik dan desas-desus.
4.      Keadaan saling tergantung
Keadaan saling tergantung pada bagian yang lainnya merupakan suatu sistem terbuka dalam suatu organisasi. Intinya, bila pimpinan membuat suatu keputusan, maka dia harus memperhitungkan implikasi keputusannya itu terhadap organisasinya secara menyeluruh.
5.      Hubungan
Organisasi merupakan suatu sistem terbuka. Suatu sistem social maka dari itu semuanya terletak pada tangan manusia dimana jaringan suatu pesan dalam organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh karna itu hubungan manusia dalam organisasi seperti sikap, skill. Hubungan manusia dalam organisasi dimulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang sampai kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dengan kelompok kecil, besar dalam organisasi.
6.      Lingkungan
Lingkungan adalah totalitas secara fisik dan faktor social yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu system. Lingkungan dibagi dua yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal adalah personalia, staf dan komponen organisasi lainnya.
7.      Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Ketidakpastian dalam suatu organisasi disebabkan terlalu banyaknya informasi yang diterima daripada sesungguhnya yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Oleh karena itu urusan utama komunikasi organisasi adalah menentukan dengan tepat berapa banyaknya informasi yang diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan.
a. Secara spesifik aktivitas komunikasi organisasi ada tiga yaitu:
  1. Operasional-Internal, yakni menstruktur komunikasi yang dijalankan dalam sebuah organisasi dalam rangka mencapai tujuan-tujuan kerja.
  2. Operasional-Eksternal, yakni struktur komunikasi dalam organisasi yang berkonsentrasi pada pencapaian tujuan-tujuan kerja yang dilaksanakan oleh orang dan kelompok di luar organisasi.
  3. Personal, yakni semua perubahan insidental dan informasi dan perasaan yang dirasakan oleh manusia yang berlangsung kapan saja mereka bersama.
b.Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
1.      Sebagai pembentuk iklim organisasi yakni yang menggambarkan suasana kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan dan sikap orang-orang yang bekerja di dalam organisasi.
2.      Membangun budaya organisasi yakni nilai dan kepercayaan yang menjadi titik sentral organisasi.
 Sedangkan menurut Thayer ada lima yaitu:
1.          untuk memberi informasi,
2.          membujuk,
3.         memerintah,
4.          memberi instruksi, dan
5.         mengintegrasikan organisas
c.  Proses Komunikasi
d.Faktor-faktor Dalam Proses Komunikasi
1.      SENDER        : Orang atau kelompok yang mengirim informasi.
2.      MESSAGE     : Pesan yang dikirim oleh sender.
3.      ENCODING   : Penterjemah pesan ke dalam symbol-simbol atau bahasa.
4.      NOISE            : Kendala atau hambatan yang terjadi selama proses    komunikasi.
5.      RECEIVER     : Orang atau kelompok yang menerima informasi
6.      MEDIUM       : Suatu alat atau perantara yang membantu menerjemahkan suatu pesan.
7.      DECODING   : Interpretasi terhadap pesan oleh penerima pesan.
2.3 Teori Organisasi
a. Klasifikasi Teori Organisasi Terdiri Dari Beberapa Bagian Besar, yaitu :
1.      Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisional)‏.
Teori klasik (classical theory) berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai abad ke-19. Secara umum digambarkan oleh para teoristik klasik sangat desentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas.
2.      Teori Birokras
            Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Organisasi itu legal, karena wewenangnya berasal dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas, dan organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.
3.      Teori Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reily dari Amerika.Henry Fayol industrialis dari Perancis, pada tahun 1841-1925 mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi adalah:
a.       Pembagian kerja (division of work);
b.      Wewenang dan tanggung jawab (authorityand responsibility);
c.       Disiplin (discipline);
d.      Kesatuan perintah (unity of command);
e.       Kesatuan pengarahan (unity of direction);
f.       Mendahulukan kepentingan umum dira pada pribadi;
g.      Balas jasa (remuneration of personnel);
h.      Sentralisasi (centralization);
i.        Rantai scalar (scalar chain);
j.        Aturan (oreder);
k.      Keadilan (equity);
l.        Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel);
m.    Inisiatif (initiative);
n.      Semangat korps (spirit de corps);
4.      Teori Neo Klasik (Teori Hubungan atau Manusiawi)‏
Teori neoklasik secara sederhana sebagai teori atau aliran hubungan. Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendifinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama.
5.      Teori Organisasi Modern
Teori modern disebut juga sebagi analisa sistem pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat pada semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang didalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system terbuka.
b. Ciri-ciri organisasi yaitu :
  • Adanya komponen ( atasan dan bawahan);
  • Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang);
  • Adanya tujuan;
  • Adanya sasaran;
  • Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati;
  • Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas;
c. Ciri-ciri organisasi modern yaitu :
  • Organisasi bertambah besar;
  • Pengolahan datanya semakin cepat;
  • Penggunaan staf jauh lebih intensif;
  • Adanya kecenderungan spesialisasi;
  • Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi;
  • Memiliki unsur-unsur organisasi yang lebih lengkap;
      2.4 Motivasi Dan Kepemimpinan
Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai tujuan tertentu. Memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan untuk memengaruhi orang adalah hal yang penting.
Prinsip Dasar Motivasi
Penelitian Kenneth Gangel, dalam bukunya "Competent to Lead", menunjukkan bahwa orang tidak termotivasi untuk bekerja lebih baik, karena dia mendapat gaji yang lebih tinggi atau tunjangan yang lebih banyak.
Motivasi adalah suatu fenomena psikologis, sehingga kita perlu mengetahui pendapat dari para psikolog. Mungo Miller, pimpinan Affiliated Psychological Services, mencetuskan enam prinsip umum motivasi sebagaimana di bawah ini.
  1. Motivasi adalah proses psikologis, atau lebih tepatnya proses emosional, bukan logis.
  2. Motivasi pada dasarnya adalah proses yang tidak kita sadari. Tindakan yang kita atau orang lain lakukan mungkin saja tampak tidak logis, namun bagi orang yang melakukannya, tindakannya tampak wajar dan masuk akal.
  3. Motivasi bersifat individual. Tingkah laku seseorang bersumber dari dirinya sendiri.
  4. Motivasi tiap orang berbeda, begitu juga setiap individu bervariasi dari waktu ke waktu.
  5. Motivasi adalah proses sosial. Tak dapat diingkari, bahwa terpenuhi atau tidaknya kebutuhan kita tergantung dari orang lain.
  6. Dalam tindakan sehari-hari, kita dipandu oleh kebiasaan yang bersumber dari motivasional di masa lalu.
Pendorong Motivasi
Motivasi seseorang sering kali dipengaruhi oleh dua hal berikut.
  1. Seberapa mendesaknya suatu kebutuhan. Misalnya, kita merasa lapar, namun harus menyelesaikan satu tugas dengan segera. Kalau kita merasa sangat lapar, kita akan makan. Tapi bila kita hanya sedikit merasa lapar, kita akan memilih untuk menyelesaikan tugas.
  2. Anggapan bahwa suatu tindakan akan memenuhi suatu kebutuhan. Misalnya, ada dua kebutuhan yang mendesak -- keinginan untuk menyelesaikan tugas atau makan. Persepsi tentang bagaimana kita memandang dua kebutuhan tersebut sangat menentukan mana yang akan diprioritaskan. Kalau kita berpikir bahwa kita bisa dipecat karena tugas tidak selesai, kita akan mengorbankan waktu makan siang untuk mengerjakannya. Sebaliknya, jika kita merasa tidak akan mendapat masalah walaupun pekerjaan itu tidak selesai, kita akan pergi untuk makan siang.
Orang dapat termotivasi karena kepercayaan, nilai, minat, rasa takut, dan sebagainya. Diantaranya adalah faktor internal seperti kebutuhan, minat, dan kepercayaan. Faktor lainnya adalah faktor eksternal, misalnya bahaya, lingkungan, atau tekanan dari orang yang dikasihi. Tak ada proses yang mudah dalam motivasi -- kita harus selalu terbuka dalam memandang orang lain.
Menjadi Motivator yang Baik
Adalah penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui bagaimana cara memotivasi karyawannya. MM Feinberg menjabarkan beberapa tindakan yang tidak memotivasi orang lain.
  1. Meremehkan bawahan. Tindakan ini bisa membunuh rasa percaya diri dan inisiatif karyawan.
  2. Mengkritik karyawan di depan karyawan lain. Tindakan ini pun bisa merusak hubungan yang sudah terbina baik.
  3. Memberi perhatian setengah-setengah atau tidak memerhatikan karyawan. Kalau seorang pemimpin tidak memedulikan karyawannya, maka rasa percaya dirinya akan luntur.
  4. Memerhatikan diri sendiri. Pemimpin yang seperti ini dianggap egois dan hanya memanipulasi karyawan untuk kepentingannya sendiri.
  5. Menganak emaskan seorang karyawan. Tindakan ini sebaiknya juga tidak dilakukan, karena bisa merusak moral karyawan lain.
  6. Tidak mendorong karyawan untuk berkembang. Kalau karyawan merasa bahwa bos juga ikut berjuang bersama, mereka akan sangat termotivasi. Informasikan kesempatan yang ada dan jangan pernah mengekang minat para karyawan.
  7. Tidak memedulikan hal-hal kecil. Apa yang nampaknya kecil bagi Anda, mungkin saja sangat penting untuk karyawan.
  8. Merendahkan karyawan yang kurang terampil. Seorang pemimpin memang wajib menolerir ketidakmampuan karyawannya, namun harus hati-hati dalam menangani permasalahan yang ditimbulkan agar tidak sampai mempermalukan karyawannya.
  9. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Atasan yang ragu-ragu mengakibatkan kebimbangan di seluruh organisasi.
Sesungguhnya, cara yang paling baik untuk memotivasi karyawan adalah melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Saran, rekomendasi, dan kritik adalah pendorong yang paling efektif dan sangat memotivasi organisasi yang berani menerapkannya.
2.5 Manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkahlaku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan(interests) dan interpretasi. Asumsi setiap
orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menangani konflk terdapat 5 kecenderungan :
·         Penolakan        : konflik menyebabkan tidak nyaman
·         Kompetisi        : konflik memunculkan pemenang
·         Kompromi       : ada kompromi dan negosiasi dalam komflik untuk meminimalisasi kerugian
·         Akomodasi      : ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan
·         Kolaborasi       : mementingkan dukungan dan kesadaran pihak lain untuk bekerja bersama-sama

a. Sumber konflik    
Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi terjadinya konflik. Agus M. Hardjana mengemukakan sepuluh penyebab munculnya konflik , yaitu:
a. Salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi
b. Perbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dipegang
c. Berebutan dan persaingan dalam hal yang terbatas seperti fasilitas kerja dan jabatan
d. masalah wewenang dan tanggung jawab
e. penafsiran yang berbeda atas satu hal, perkara dan peristiwa yang sama
f. kurangnya kerja sama
g.  tidak mentaati tata tertib dan peraturan kerja yan ada
h. ada usaha untuk menguasai dan merugikan
i. pelecehan pribadi dan kedudukan
j. perbahan dalam sasaran dan prosedur kerja sehingga orang menjadi merasa tidak jelas tentang apa yang diharapkan dirinya

b. Macam-macam Konflik

Konflik yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu: Dari segi pihak yang terlibat dalam konflik. Dari segi ini konflik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a.       Konflik individu dengan individu
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan individu pimpinan dari berbagai tingkatan. Individu pimpinan dengan individu karyawan maupun antara inbdividu karyawan dengan individu karyawan lainnya.
b.      Konflik individu dengan kelompok
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun antara individu karyawan dengan kempok pimpinan.
c.       Konflik kelompok dengan kelompok
Ini bisa terjadi antara kelompok pimpinan dengan kelompok karyawan, kelompok pimpinan dengan kelompok pimpinan yang lain dalam berbagai tingkatan maupun antara kelompok karyawan dengan kelompok karyawan yang lain.
c. Sebab-sebab timbulnya konflik
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu
organisasi antara lain adalah :
1)      Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.
2)      Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh : bagian penjualan mungkin ingin meningkatkan valume penjualan dengan memberikan persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana yang cukup besar.
3)      Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setapi bagian tata usaha terlambat menyampaikan surat pemberitahuan kepada para pengawas dan penguji sehingga mengakibatkan terganggunya pelaksanaan ujian.
4)      Perbedaan dalam nilai atau persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang, sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut merupakan bagian dari pelatihan.
5)      Sebab-sebab lain
Mungkin dapat menimbulkan konflik dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam bekerja, ketidak jelasan organisasi dan masalah-masalah komunikasi.
Contoh : Konflik Antara Karyawan dengan Pimpinan
Konflik  ini relatif sulit karena sering tidak dinyatakan secara terbuka. Umumnya karyawan pihak karyawan lebih cenderung untuk diam, meskipun mengalami pertentangan dengan pihak atasan. Yang penting bagi suatu organisasi adalah agar setiap konflik hendaknya bisa diselesaikan dengan baik. Kebanyakan suatu konflik menjadi makin berat karena lama terpendam.
2.6 Budaya Organisasi

Pengertian Budaya Organisasi

Budaya merupakan system aturan informal yang menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku dalam sebagian besar waktunya. Budaya organisasi  adalah sebuah pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan dalam  berperilaku dalam organisasi. Dimana akan diturunkan kepada anggota baru sebagai cara bagaimana melihat, berpikir, dan merasa dalam organisasi.

a.      Fungsi Budaya Organisasi

Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial. Menurut Ndraha (1997 : 21) ada beberapa fungsi budaya, yaitu :

  1. Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat
  2. Sebagai pengikat suatu masyarakat
  3. Sebagai sumber
  4. Sebagai kekuatan penggerak
  5. Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
  6. Sebagai pola perilaku
  7. Sebagai warisan
  8. Sebagai pengganti formalisasi
  9. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
  10. Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation – state.
b.      Tahapan-tahapan pembangunan budaya organisasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut : (Nimran ,  2004: 137)
1.      seseorang (biasanya pendiri) datang dengan ide atau gagasan tentang sebuah usaha baru.
2.      pendiri membawa orang-orang kunci yang merupakan para pemikir, dan menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri.
3.      kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan organisasi, mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain sebagainya.
4.      orang-orang lain dibawa kedalam organisasi untuk berkarya bersama-sama dengan pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama.
c.       Langkah – Langkah Kegiatan Untuk Memperkuat Budaya Organisasi
a)      Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi
b)      Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi
c)      Memberikan contoh atau teladan
d)     Membuat acara-acara rutinitas
e)      Memberikan penilaian dan penghargaan
f)       Tanggapan terhadap masalah eksternal dan internal
2.7 Komunikasi Formal Dan Informasi Dalam Jaringan Komunikasi
Jaringan  Komunikasi
a.      Komunikasi Formal
Komunikasi formal adalah suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan biasanya dilakukan di dalam lembaga formal melalui garis perintah atau sifatnya instruktif, berdasarkan struktur organisasi oleh pelaku yang berkomunikasi sebagai petugas organisasi dengan status masing - masing yang tujuannya menyampaikan pesan yang terkait dengan kepentingan dinas. Suatu komunikasi juga dapat dikatakan formal ketika komunikasi antara dua orang atau lebih yang ada pada suatu organisasi dilakukan berdasarkan prinsip - prinsip dan struktur organisasi. Komunikasi formal yang berjalan formal melalui kerangka struktur organisasi yaitu:
a)      Komunikasi Atasan – Bawahan (Superior – Subordinate)
b)      Komunikasi Bawahan – Atasan(Subordinate – Superior )
c)      Komunikasi antara orang – orang yang setingkat
b.      Komunikasi Informal
Komunikasi Informal adalah komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisas,  akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi . Fungsi komunikasi informal adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok informal , penyebaran informasi yang bersifat pribadi dan privat seperti isu, gosip, atau rumor. Tentang komunikasi informal sebaiknya tidak dilakukan berdasarkan informasi yang masih belum jelas dan tidak akurat, carilah sumber informasi yang dapat dipercaya, selalu gunakan akal sehat dan bertindak berdasarkan pikiran yang positif. Informasi dalam komunikasi informal biasanya timbul melalui rantai kerumunan di mana seseorang menerima informasi dan diteruskan kepada seseorang atau lebih dan seterusnya sehingga informasi tersebut tersebar ke berbagai kalangan . Implikasinya adalah kebenaran informasi tersebut menjadi tidak jelas. Meski demikian komunikasi informal akan untuk memenuhi kebutuhan sosial, mempengaruhi orang lain, dan mengatasi kelambatan komunikasi formal yang biasanya cenderung kaku dan harus melalui berbagai jalur terlebih dahulu. Komunikasi Non Formal adalah proses komunikasi yang berada di antara yang formal atau resmi dengan yang tidak resmi atau informal . Komunikasi jenis ini biasanya berupa komunikasi yang berhubungan dengan hubungan pribadi. Komunikasi Informal komunikasi yang berjalan melalui jalur tersembunyi dalam organisasi, ciri penyebaranya cepat sekali, karena terjadi secara berantai, tidak dibatasi oleh struktur organisasi. Bentuk jaringannya yaitu:
a)      Single Strand
b)      Gosip(semua)
c)      Probability (acak)
d)     Cluster (pilih-pilih)
c.       Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah penyampaian pesan tanpa kata, yang dikirim melalui gerak badan, ekspresi wajah, gerak mata, gerak tangan, nada suara dsb. Karena merupakan respon manusia tanpa kata, maka membutuhkan akurasi interprestasi perilaku nonverbal, komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri maupun bersama-sama. Bentuk komunikasi nonverbal yaitu:
1)      Bahasa tubuh yang mencakup ekspresi wajah, gerak mata, kaki, tangan, dan sikap badan.
2)      Paralanguage yang mencakup segala sesuatu seperti nada suara, kecepatan bicara, tertawa ungkapan (“ah”, “uh”, aww”)
d.      Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal adalah komunikasi yang dilakukan secara langsung, tidak melalui perantara apapun. Contohnya berbicara secara langsung atau face to face.









BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

          Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain dalam lingkungan oraganisasi. Dalam penyelengaraan organisasi komunikasi sangat diperlukan sebab dengan komunikasi akan muncul hal-hal positif seperti:
1. Timbulnya kemahiran dalam bekerja.
2. Timbulnya semangat dalam bekerja.
3. Timbulnya kerja sama.
Dengan adanya hal-hal positif di atas, maka dalam sebuah organisasi, komunikasi harus terselenggara dengan baik dan efektif. Komunikasi dapat dikatakan berjalan baik dan efektif apabila setiap anggota memperoleh keterangan-keterangan yang jelas dalam melaksanakan pekerjaannya. Lewat komunikasi rasa ingin tahu dapat tersalurkan, hal ini mampu mendorong semangat kerja. Selain itu komunikasi juga membantu menyatukan anggota organsisasi untuk bekerja sama. Oleh karena itu komunikasi mutlak diperlukan demi tercapainya tujuan organisasi.

3.2 Saran
Komunikasi merupakan alat terpenting dalam berorganisasi, karena tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak akan berjalan dengan maksimal. Jadi, disarankan dalam sebuah organisasi harus dibarengi dengan komunikasi yang baik agar tercapai sebuah organisasi yang baik

No comments:

Post a Comment