BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, setiap manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia
lainnya, bahkan cenderung hidup berkelompok atau berorganisasi untuk mencapai
tujuan bersama yang tidak mungkin dicapai bila ia sendiri. Interaksi dan kerja
sama ini akan terus berkembang dengan teratur sehingga membentuk wadah yang
disebut dengan organisasi. Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan
kelompok/tim dalam setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini
kemudian akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban oleh
masing-masing individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan
organisasi/kelompok. Sebuah organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang
didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian aktivitas
tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama.
Terlebih dalam kehidupan masyarakat modern, manusia merasa bahwa selain
mengatur dirinya sendiri, ia juga perlu mengatur lingkungannya, memelihara
ketertiban, mengelola dan mengontrolnya lewat serangkaian aktifitas yang kita
kenal dengan manajemen dan organisasi. William (1956) menyebutnya dengan
istilah “The Organisation Man”.
Dalam
setiap organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang berperan
sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai anggota/karyawan.
Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian
integral dari organisasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar
orang, antar bagian dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu
membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut.
Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas Komunikasi, sebab komunikasi
itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi
dengan penerima informasi pada semua tingkatan dalam organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian
komunikasi berorganisasi.
2. Konsep
utama komunikasi dalam organisasi.
3. Teori
organisasi.
4. Motivasi
dan kepemimpinan.
5. Manajemen
konflik.
6. Budaya
organisasi.
7. Komunikasi
formal dan informal dalam jaringan komunikasi.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep utama komunikasi dalam
organisasi serta penjabarannya yang
akan di paparkan dalam makalah ini.
1.4 Manfaat
Memudahkan
para anggota bekerja dari intruksi-intruksi yang diberikan dari atasan dan
untuk mengurangi kesalah pahaman yang biasa terjadi dan memang sudah melekat
pada suatu organisasi
BAB II
2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
a. Pengertian
Komunikasi Menurut Para Ahli
·
Brent D. Ruben:
Komunikasi
manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya dalam
kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat, menciptakan, mengirimkan dan
menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungan dan orang lain.
·
William J. Seiler:
Komunikasi
adalah proses dengan nama simbol verbal dan non-verbal dikirimkan,diterima dan
diberi arti.
·
Arni Muhammad:
Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal
maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah
tingkah laku. Hakekatnya komunikasi
merupakan suatu proses, baik itu pengiriman stimulus, pemberian signal,
pengiriman informasi dan simbol yang akan diinterpretasikan oleh di penerima
pesan.
b. Pengertian komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu hubungan yang saling tergantung
satu sama lain untuk lingkungan yang selalu berubah-ubah.
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu
wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh
periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik,
psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi
organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational
behaviour), atau analisis organisasi (organization analysis).
Adapun
yang menjadi hubungan komunikasi dengan
perilaku kelompok dalam organisasi adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi sebagai alat pemersatu
dalam kelompok organisasi.
2. Segala kegiatan organisasi tak
terlepas dari mengkomunikasikan dan memperilakukan kelompok dalam organisasi.
3. Antara perilaku Kelompok dengan organisasi
merupakan hal yang akan menjadi tepat sasaran, apabila komunikasi di dalamnya
efektif dan efisien.
4. Hubungan komunikasi dengan perilaku
kelompok adalah sebuah kerjasama yang membentuk pola satu kesatuan dari SDM
yang berkecimpung di dalam organisasi tersebut.
2.2
Konsep Utama Komunikasi Dalam Organisasi
7
konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan,
lingkungan, dan ketidak pastian.
1.
Proses
Organisasi adalah
suatu system terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar
pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini
berjalan terus-menerus dan tak ada henti-hentinya, maka hal itu dapat dikatakan
sebagai suatu proses.
2.
Pesan
Pesan adalah susunan symbol yang penuh arti tentang orang,
obyek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Kominkasi dapat
efektif apabila pesan yang dikirimkan oleh komunikator diartikan oleh komunikan
sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirimnya. Dalam komunikasi
organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi.
Pesan verbal dalam organisasi misalnya surat, memo, pidato dan percakapan.
Pesan non verbal,adalah pesan yang tidak tertulis seperti bahasa, gerakan
badan, sentuhan, nada suara, ekspresi wajah dll.
3.
Jaringan
Pertukaran pesan dari orang-orang terjadi melewati suatu set
jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Luas dari jaringan dipengaruhi
oleh banyak factor, antara lain hubungan
peranan, arah dan arus pesan, hakikat seni dari arus pesan dan isi dari pesan.
Ada tiga arah yang mempengaruhi jaringan komunikasi yaitu
komunikasi pada bawahan, komunikasi pada atasan dan komunikasi horizontal. Komunikasi bawahan biasanya untuk tujuan tertentu misalnya
mengajukan pertanyaan, memberikan saran-saran. Komunikasi pada atasan berkenaan
dengan tugas atau pemeliharaan organisasi misalnya pengarahan tujuan, perintah,
dan pertanyaan. Komunikasi horizontal berkenaan dengan pemecahan masalah
koordinasi, penyelesaian konflik dan desas-desus.
4.
Keadaan saling tergantung
Keadaan saling tergantung pada bagian yang lainnya merupakan
suatu sistem terbuka dalam suatu organisasi. Intinya, bila pimpinan membuat
suatu keputusan, maka dia harus memperhitungkan implikasi keputusannya itu
terhadap organisasinya secara menyeluruh.
5.
Hubungan
Organisasi merupakan suatu sistem terbuka. Suatu sistem
social maka dari itu semuanya terletak pada tangan manusia dimana jaringan
suatu pesan dalam organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh karna itu hubungan
manusia dalam organisasi seperti sikap, skill. Hubungan manusia dalam
organisasi dimulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang sampai
kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dengan kelompok kecil, besar
dalam organisasi.
6.
Lingkungan
Lingkungan adalah totalitas secara fisik dan faktor social
yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu
system. Lingkungan dibagi dua yaitu lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah personalia, staf dan komponen organisasi lainnya.
7.
Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia
dengan informasi yang diharapkan. Ketidakpastian dalam suatu organisasi
disebabkan terlalu banyaknya informasi yang diterima daripada sesungguhnya yang
diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Oleh karena itu urusan utama
komunikasi organisasi adalah menentukan dengan tepat berapa banyaknya informasi
yang diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang
berlebihan.
a. Secara spesifik aktivitas komunikasi organisasi ada tiga yaitu:
- Operasional-Internal, yakni menstruktur komunikasi yang dijalankan dalam sebuah organisasi dalam rangka mencapai tujuan-tujuan kerja.
- Operasional-Eksternal, yakni struktur komunikasi dalam organisasi yang berkonsentrasi pada pencapaian tujuan-tujuan kerja yang dilaksanakan oleh orang dan kelompok di luar organisasi.
- Personal, yakni semua perubahan insidental dan informasi dan perasaan yang dirasakan oleh manusia yang berlangsung kapan saja mereka bersama.
b.Fungsi
Komunikasi Dalam Organisasi
1.
Sebagai pembentuk iklim organisasi yakni
yang menggambarkan suasana kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan
dan sikap orang-orang yang bekerja di dalam organisasi.
2.
Membangun budaya organisasi yakni nilai
dan kepercayaan yang menjadi titik sentral organisasi.
Sedangkan menurut Thayer ada
lima yaitu:
1.
untuk memberi informasi,
2.
membujuk,
3.
memerintah,
4.
memberi instruksi, dan
5.
mengintegrasikan organisas
c.
Proses Komunikasi
d.Faktor-faktor Dalam Proses Komunikasi
1. SENDER : Orang atau kelompok yang mengirim
informasi.
2. MESSAGE : Pesan
yang dikirim oleh sender.
3. ENCODING : Penterjemah
pesan ke dalam symbol-simbol atau bahasa.
4. NOISE :
Kendala atau hambatan yang terjadi selama proses komunikasi.
5. RECEIVER :
Orang atau kelompok yang menerima informasi
6. MEDIUM : Suatu alat atau perantara yang membantu
menerjemahkan suatu pesan.
7. DECODING : Interpretasi
terhadap pesan oleh penerima pesan.
2.3 Teori Organisasi
a.
Klasifikasi Teori Organisasi Terdiri Dari Beberapa Bagian Besar, yaitu :
1.
Teori
Organisasi Klasik (Teori Tradisional).
Teori klasik (classical theory) berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai
abad ke-19. Secara umum digambarkan oleh para teoristik klasik sangat desentralisasi
dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik
structural yang kaku tidak mengandung kreativitas.
2.
Teori
Birokras
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber
dalam bukunya “The Protestant Ethic and
Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata
legal-rasional. Organisasi itu legal, karena wewenangnya berasal dari
seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas, dan
organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan perancangan
organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.
3.
Teori
Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan
Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reily dari
Amerika.Henry Fayol industrialis dari Perancis, pada tahun 1841-1925
mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan
teori administrasi adalah:
a.
Pembagian kerja (division of work);
b.
Wewenang dan tanggung jawab (authorityand responsibility);
c.
Disiplin (discipline);
d.
Kesatuan perintah (unity of command);
e.
Kesatuan pengarahan (unity of direction);
f.
Mendahulukan kepentingan umum dira pada pribadi;
g.
Balas jasa (remuneration of personnel);
h.
Sentralisasi (centralization);
i.
Rantai scalar (scalar chain);
j.
Aturan (oreder);
k.
Keadilan (equity);
l.
Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel);
m.
Inisiatif (initiative);
n.
Semangat korps (spirit de corps);
4. Teori Neo Klasik (Teori Hubungan atau
Manusiawi)
Teori neoklasik secara sederhana sebagai teori atau aliran
hubungan. Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan teori
ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai
individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya atas dasar anggapan ini maka
teori neoklasik mendifinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang
dengan tujuan bersama.
5.
Teori
Organisasi Modern
Teori modern disebut juga sebagi analisa sistem pada
organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen.
Teori modern melihat pada semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling
ketergantungan, yang didalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu
system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi
organisasi merupakan system terbuka.
b.
Ciri-ciri organisasi yaitu :
- Adanya komponen ( atasan dan bawahan);
- Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang);
- Adanya tujuan;
- Adanya sasaran;
- Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati;
- Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas;
c. Ciri-ciri organisasi modern yaitu :
- Organisasi bertambah besar;
- Pengolahan datanya semakin cepat;
- Penggunaan staf jauh lebih intensif;
- Adanya kecenderungan spesialisasi;
- Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi;
- Memiliki unsur-unsur organisasi yang lebih lengkap;
2.4 Motivasi Dan Kepemimpinan
Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk
mencapai tujuan tertentu. Memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang
tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi utama dari
kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan untuk memengaruhi orang
adalah hal yang penting.
Prinsip Dasar Motivasi
Penelitian
Kenneth Gangel, dalam bukunya "Competent to Lead", menunjukkan bahwa
orang tidak termotivasi untuk bekerja lebih baik, karena dia mendapat gaji yang
lebih tinggi atau tunjangan yang lebih banyak.
Motivasi
adalah suatu fenomena psikologis, sehingga kita perlu mengetahui pendapat dari
para psikolog. Mungo Miller, pimpinan Affiliated Psychological Services,
mencetuskan enam prinsip umum motivasi sebagaimana di bawah ini.
- Motivasi adalah proses psikologis, atau lebih tepatnya proses emosional, bukan logis.
- Motivasi pada dasarnya adalah proses yang tidak kita sadari. Tindakan yang kita atau orang lain lakukan mungkin saja tampak tidak logis, namun bagi orang yang melakukannya, tindakannya tampak wajar dan masuk akal.
- Motivasi bersifat individual. Tingkah laku seseorang bersumber dari dirinya sendiri.
- Motivasi tiap orang berbeda, begitu juga setiap individu bervariasi dari waktu ke waktu.
- Motivasi adalah proses sosial. Tak dapat diingkari, bahwa terpenuhi atau tidaknya kebutuhan kita tergantung dari orang lain.
- Dalam tindakan sehari-hari, kita dipandu oleh kebiasaan yang bersumber dari motivasional di masa lalu.
Pendorong Motivasi
Motivasi seseorang sering kali dipengaruhi oleh dua hal
berikut.
- Seberapa mendesaknya suatu kebutuhan. Misalnya, kita merasa lapar, namun harus menyelesaikan satu tugas dengan segera. Kalau kita merasa sangat lapar, kita akan makan. Tapi bila kita hanya sedikit merasa lapar, kita akan memilih untuk menyelesaikan tugas.
- Anggapan bahwa suatu tindakan akan memenuhi suatu kebutuhan. Misalnya, ada dua kebutuhan yang mendesak -- keinginan untuk menyelesaikan tugas atau makan. Persepsi tentang bagaimana kita memandang dua kebutuhan tersebut sangat menentukan mana yang akan diprioritaskan. Kalau kita berpikir bahwa kita bisa dipecat karena tugas tidak selesai, kita akan mengorbankan waktu makan siang untuk mengerjakannya. Sebaliknya, jika kita merasa tidak akan mendapat masalah walaupun pekerjaan itu tidak selesai, kita akan pergi untuk makan siang.
Orang
dapat termotivasi karena kepercayaan, nilai, minat, rasa takut, dan sebagainya.
Diantaranya adalah faktor internal seperti kebutuhan, minat, dan kepercayaan.
Faktor lainnya adalah faktor eksternal, misalnya bahaya, lingkungan, atau
tekanan dari orang yang dikasihi. Tak ada proses yang mudah dalam motivasi --
kita harus selalu terbuka dalam memandang orang lain.
Menjadi Motivator yang Baik
Adalah penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui
bagaimana cara memotivasi karyawannya. MM Feinberg menjabarkan beberapa
tindakan yang tidak memotivasi orang lain.
- Meremehkan bawahan. Tindakan ini bisa membunuh rasa percaya diri dan inisiatif karyawan.
- Mengkritik karyawan di depan karyawan lain. Tindakan ini pun bisa merusak hubungan yang sudah terbina baik.
- Memberi perhatian setengah-setengah atau tidak memerhatikan karyawan. Kalau seorang pemimpin tidak memedulikan karyawannya, maka rasa percaya dirinya akan luntur.
- Memerhatikan diri sendiri. Pemimpin yang seperti ini dianggap egois dan hanya memanipulasi karyawan untuk kepentingannya sendiri.
- Menganak emaskan seorang karyawan. Tindakan ini sebaiknya juga tidak dilakukan, karena bisa merusak moral karyawan lain.
- Tidak mendorong karyawan untuk berkembang. Kalau karyawan merasa bahwa bos juga ikut berjuang bersama, mereka akan sangat termotivasi. Informasikan kesempatan yang ada dan jangan pernah mengekang minat para karyawan.
- Tidak memedulikan hal-hal kecil. Apa yang nampaknya kecil bagi Anda, mungkin saja sangat penting untuk karyawan.
- Merendahkan karyawan yang kurang terampil. Seorang pemimpin memang wajib menolerir ketidakmampuan karyawannya, namun harus hati-hati dalam menangani permasalahan yang ditimbulkan agar tidak sampai mempermalukan karyawannya.
- Ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Atasan yang ragu-ragu mengakibatkan kebimbangan di seluruh organisasi.
Sesungguhnya,
cara yang paling baik untuk memotivasi karyawan adalah melibatkan mereka dalam
proses pengambilan keputusan. Saran, rekomendasi, dan kritik adalah pendorong
yang paling efektif dan sangat memotivasi organisasi yang berani menerapkannya.
2.5 Manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi
antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik
termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang
mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkahlaku) dari pelaku maupun
pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan(interests) dan
interpretasi. Asumsi setiap
orang memiliki kecenderungan tertentu
dalam menangani konflk terdapat 5 kecenderungan :
·
Penolakan : konflik menyebabkan tidak nyaman
·
Kompetisi : konflik memunculkan pemenang
·
Kompromi :
ada kompromi dan negosiasi dalam komflik untuk meminimalisasi kerugian
·
Akomodasi : ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan
·
Kolaborasi : mementingkan dukungan dan kesadaran pihak lain untuk bekerja
bersama-sama
a. Sumber konflik
Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi terjadinya konflik. Agus M. Hardjana mengemukakan sepuluh penyebab munculnya konflik , yaitu:
a. Salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi
b. Perbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dipegang
c. Berebutan dan persaingan dalam hal yang terbatas seperti fasilitas kerja dan jabatan
d. masalah wewenang dan tanggung jawab
e. penafsiran yang berbeda atas satu
hal, perkara dan peristiwa yang sama
f. kurangnya kerja sama
g.
tidak mentaati tata tertib dan peraturan kerja yan ada
h. ada usaha untuk menguasai dan
merugikan
i. pelecehan pribadi dan kedudukan
j. perbahan dalam sasaran dan prosedur
kerja sehingga orang menjadi merasa tidak jelas tentang apa yang diharapkan
dirinya
b.
Macam-macam Konflik
Konflik yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu: Dari segi pihak
yang terlibat dalam konflik. Dari segi ini konflik dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu :
a. Konflik
individu dengan individu
Konflik
semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan individu pimpinan
dari berbagai tingkatan. Individu pimpinan dengan individu karyawan maupun
antara inbdividu karyawan dengan individu karyawan lainnya.
b. Konflik
individu dengan kelompok
Konflik
semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun
antara individu karyawan dengan kempok pimpinan.
c. Konflik
kelompok dengan kelompok
Ini
bisa terjadi antara kelompok pimpinan dengan kelompok karyawan, kelompok
pimpinan dengan kelompok pimpinan yang lain dalam berbagai tingkatan maupun
antara kelompok karyawan dengan kelompok karyawan yang lain.
c. Sebab-sebab timbulnya konflik
Faktor-faktor
yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu
organisasi
antara lain adalah :
1) Berbagai
sumber daya yang langka
Karena
sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan.
Dalam alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari
kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.
2) Perbedaan
dalam tujuan
Dalam
suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa
mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini
kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh
: bagian penjualan mungkin ingin meningkatkan valume penjualan dengan
memberikan persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan
bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama dan sebagainya. Upaya yang dilakukan
oleh bagian penjualan semacam ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah
piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila hal ini dipandang dari sudut
keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana yang
cukup besar.
3) Saling
ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi
merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling berinteraksi. Akibatnya
kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan
sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat jadwal
ujian beserta pengawanya, setapi bagian tata usaha terlambat menyampaikan surat
pemberitahuan kepada para pengawas dan penguji sehingga mengakibatkan terganggunya
pelaksanaan ujian.
4) Perbedaan
dalam nilai atau persepsi
Perbedaan
dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan
persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang
pimpinan muda mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin
karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang, sementara
pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut merupakan
bagian dari pelatihan.
5) Sebab-sebab
lain
Mungkin
dapat menimbulkan konflik dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam
bekerja, ketidak jelasan organisasi dan masalah-masalah komunikasi.
Contoh : Konflik Antara Karyawan dengan Pimpinan
Konflik ini relatif sulit karena sering tidak dinyatakan secara terbuka. Umumnya karyawan pihak karyawan lebih cenderung untuk diam, meskipun mengalami pertentangan dengan pihak atasan. Yang penting bagi suatu organisasi adalah agar setiap konflik hendaknya bisa diselesaikan dengan baik. Kebanyakan suatu konflik menjadi makin berat karena lama terpendam.
Contoh : Konflik Antara Karyawan dengan Pimpinan
Konflik ini relatif sulit karena sering tidak dinyatakan secara terbuka. Umumnya karyawan pihak karyawan lebih cenderung untuk diam, meskipun mengalami pertentangan dengan pihak atasan. Yang penting bagi suatu organisasi adalah agar setiap konflik hendaknya bisa diselesaikan dengan baik. Kebanyakan suatu konflik menjadi makin berat karena lama terpendam.
2.6 Budaya Organisasi
Pengertian Budaya Organisasi
Budaya merupakan system aturan informal yang menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku dalam sebagian besar waktunya. Budaya organisasi adalah sebuah pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan dalam berperilaku dalam organisasi. Dimana akan diturunkan kepada anggota baru sebagai cara bagaimana melihat, berpikir, dan merasa dalam organisasi.
a. Fungsi Budaya Organisasi
Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial. Menurut Ndraha (1997 : 21) ada beberapa fungsi budaya, yaitu :
- Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat
- Sebagai pengikat suatu masyarakat
- Sebagai sumber
- Sebagai kekuatan penggerak
- Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
- Sebagai pola perilaku
- Sebagai warisan
- Sebagai pengganti formalisasi
- Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
- Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation – state.
b.
Tahapan-tahapan pembangunan budaya
organisasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut : (Nimran , 2004: 137)
1.
seseorang
(biasanya pendiri) datang dengan ide atau gagasan tentang sebuah usaha baru.
2.
pendiri
membawa orang-orang kunci yang merupakan para pemikir, dan menciptakan kelompok
inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri.
3.
kelompok
inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan organisasi, mengumpulkan
dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain sebagainya.
4.
orang-orang
lain dibawa kedalam organisasi untuk berkarya bersama-sama dengan pendiri dan
kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama.
c.
Langkah – Langkah Kegiatan Untuk
Memperkuat Budaya Organisasi
a)
Memantapkan
nilai-nilai dasar budaya organisasi
b)
Melakukan
pembinaan terhadap anggota organisasi
c)
Memberikan
contoh atau teladan
d)
Membuat
acara-acara rutinitas
e)
Memberikan
penilaian dan penghargaan
f)
Tanggapan
terhadap masalah eksternal dan internal
2.7 Komunikasi Formal Dan Informasi
Dalam Jaringan Komunikasi
Jaringan Komunikasi
a.
Komunikasi
Formal
Komunikasi formal adalah suatu proses komunikasi yang
bersifat resmi dan biasanya dilakukan di dalam lembaga formal melalui garis perintah
atau sifatnya instruktif, berdasarkan struktur organisasi oleh pelaku yang
berkomunikasi sebagai petugas organisasi dengan status masing - masing yang
tujuannya menyampaikan pesan yang terkait dengan kepentingan dinas. Suatu
komunikasi juga dapat dikatakan formal ketika komunikasi antara dua orang atau
lebih yang ada pada suatu organisasi dilakukan berdasarkan prinsip - prinsip
dan struktur organisasi. Komunikasi formal yang berjalan formal melalui kerangka
struktur organisasi yaitu:
a)
Komunikasi
Atasan – Bawahan (Superior – Subordinate)
b)
Komunikasi
Bawahan – Atasan(Subordinate – Superior )
c)
Komunikasi
antara orang – orang yang setingkat
b. Komunikasi
Informal
Komunikasi Informal adalah komunikasi antara orang yang ada
dalam suatu organisas, akan tetapi tidak
direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi . Fungsi
komunikasi informal adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan
kelompok informal , penyebaran informasi yang bersifat pribadi dan privat
seperti isu, gosip, atau rumor. Tentang komunikasi informal sebaiknya tidak
dilakukan berdasarkan informasi yang masih belum jelas dan tidak akurat,
carilah sumber informasi yang dapat dipercaya, selalu gunakan akal sehat dan
bertindak berdasarkan pikiran yang positif. Informasi dalam komunikasi informal
biasanya timbul melalui rantai kerumunan di mana seseorang menerima informasi
dan diteruskan kepada seseorang atau lebih dan seterusnya sehingga informasi
tersebut tersebar ke berbagai kalangan . Implikasinya adalah kebenaran
informasi tersebut menjadi tidak jelas. Meski demikian komunikasi informal akan
untuk memenuhi kebutuhan sosial, mempengaruhi orang lain, dan mengatasi
kelambatan komunikasi formal yang biasanya cenderung kaku dan harus melalui
berbagai jalur terlebih dahulu. Komunikasi Non Formal adalah proses komunikasi
yang berada di antara yang formal atau resmi dengan yang tidak resmi atau
informal . Komunikasi jenis ini biasanya berupa komunikasi yang berhubungan
dengan hubungan pribadi. Komunikasi Informal komunikasi yang berjalan melalui
jalur tersembunyi dalam organisasi, ciri penyebaranya cepat sekali, karena
terjadi secara berantai, tidak dibatasi oleh struktur organisasi. Bentuk
jaringannya yaitu:
a) Single Strand
b) Gosip(semua)
c) Probability (acak)
d) Cluster (pilih-pilih)
c. Komunikasi
Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah penyampaian pesan tanpa kata,
yang dikirim melalui gerak badan, ekspresi wajah, gerak mata, gerak tangan,
nada suara dsb. Karena merupakan respon manusia tanpa kata, maka membutuhkan
akurasi interprestasi perilaku nonverbal, komunikasi nonverbal dapat berdiri
sendiri maupun bersama-sama. Bentuk komunikasi nonverbal yaitu:
1)
Bahasa
tubuh yang mencakup ekspresi wajah, gerak mata, kaki, tangan, dan sikap badan.
2)
Paralanguage
yang mencakup segala sesuatu seperti nada suara, kecepatan bicara, tertawa
ungkapan (“ah”, “uh”, aww”)
d. Komunikasi
Verbal
Komunikasi Verbal adalah komunikasi yang dilakukan secara
langsung, tidak melalui perantara apapun. Contohnya berbicara secara langsung
atau face to face.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain
dalam lingkungan oraganisasi. Dalam penyelengaraan organisasi komunikasi sangat
diperlukan sebab dengan komunikasi akan muncul hal-hal positif seperti:
1. Timbulnya kemahiran dalam
bekerja.
2. Timbulnya semangat dalam bekerja.
3. Timbulnya kerja sama.
Dengan adanya hal-hal positif di
atas, maka dalam sebuah organisasi, komunikasi harus terselenggara dengan baik
dan efektif. Komunikasi dapat dikatakan berjalan baik dan efektif apabila
setiap anggota memperoleh keterangan-keterangan yang jelas dalam melaksanakan
pekerjaannya. Lewat komunikasi rasa ingin tahu dapat tersalurkan, hal ini mampu
mendorong semangat kerja. Selain itu komunikasi juga membantu menyatukan
anggota organsisasi untuk bekerja sama. Oleh karena itu komunikasi mutlak
diperlukan demi tercapainya tujuan organisasi.
3.2 Saran
Komunikasi merupakan alat terpenting
dalam berorganisasi, karena tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak akan
berjalan dengan maksimal. Jadi, disarankan dalam sebuah organisasi harus
dibarengi dengan komunikasi yang baik agar tercapai sebuah organisasi yang baik
No comments:
Post a Comment